Cerpen ini diinspirasi
dari peristiwa saat pergi ke Pantai Losari bersama teman-teman pada bulan Agustus 2014
BAHAGIA
ITU SEDERHANA
Pagi
itu sekitar pukul 07.00 Sisi sudah bersiap-siap akan pergi ke Pantai Losari
bersama dengan Arah,Tiwi,Ulfa,dan Dani. Sisi,Arah dan Tiwi memang tidak sekelas
dengan ulfa dan Dani, tapi mereka sudah sangat akrab apalagi karena Dani itu
bersepupu dengan Tiwi.
Sebelum
berangkat Sisi terlebih dahulu menelpon Arah dan bertanya kepada Arah apakah ia
dan ulfa sudah siap dan segera datang ke rumah Sisi karena Tiwi akan menjemput
mereka dengan mobil. Sekitar pukul 10.00 mereka berangkat dengan hati yang
sangat gembira karena hal tersebut sudah lama mereka rencanakan, meskipun isma
tidak dapat ikut dengan mereka tapi selama dalam perjalanan mereka dapat
bercakap-cakap dengan isma melalui VM BBM.
Langit
tampak mendung dan turun hujan selama perjalanan, juga terjadi kemacetan
sehingga mobil yang mereka tumpangi harus mencari jalan lain. Hingga mereka
sampai pada salah satu pusat perbelanjaan di Makassar. Mereka hanya
melihat-lihat dan sedikit berbelanja makanan ringan untuk buka puasa di sebuah
supermarket.
Banyak
waktu yang mereka habiskan di dalam mall. Sambil menunggu bibinya Tiwi
berbelanja, mereka pergi ke lapangan karebosi yang berada tepat di seberang
jalan dari mall tersebut,meski sedikit gerimis mereka tetap memaksakan diri.
Hanya sekedar duduk beristirahat sambil berfoto bersama-sama tampak keceriaan
di wajah mereka dan Tiwi berkata “Isma pasti nyesel gak ikut,yah!!“. Hujan
sedikt redah,sekitar pukul 17.00 sore mereka melanjutkan perjalanan ke tempat
tujuan utama mereka yaitu Pantai Losari.
Sambil
menunggu waktu berbuka puasa mereka menikmati suasana keramaian Pantai Losari
disore hari. Ulfa mengeluarkan hendpon dari saku jeansnya dan meminta untuk
berfoto bersama-sama, saat sedang berfoto ada kakak cowok dan 2 temannya ingin
mengajak mereka berfoto tetapi mereka hanya tertawa dan menolaknya dengan
sopan, kakak cowok dan 2 orang temannya itu juga tak ingin memaksa.
Saat
waktu berbuaka puasa tiba mereka kembali ke mobil dan berbuka dengan segelas
air putih dan makanan ringan yang sebelumnya mereka telah beli. Setelah berbuka
puasa mereka hanya beristirahat sejenak dan Ulfa berkata, “ aku ingin makan
bakso,dan sepertinya tak jauh dari tempat ini ada penjual bakso”. Merekapun
setuju untuk mencari penjuak bakso juga sambil berjalan-jalan. Mereka sudah
berjalan cukup jauh dan tampak lelah tetapi belum juga menemukan satupun
penjual bakso karena yang lebih banyak itu hanya yang berjualan makanan khas
daerah Sulawesi-Selatan yaitu pisang ijo. Hampir saja mereka putus asah, dan
saat hendak kembali ke mobil mereka melihat satu penjual bakso dan langsung
memesan baksonya. Setelah mereka selesai memakan baksonya mereka kembali ke
mobil, tetapi saat itu belum ada seorangpun yang ingin kembali pulang ke rumah
jadi mereka memutuskan untuk tinggal beberapa waktu sambil bermain, begitu
senang hati mereka, tampak keceriaan
tergambarkan di raut wajah mereka hingga akhirnya sekitar pukul 20.00 mereka
sudah ingin kembali pulang.